Jumat, 16 November 2012

Perlakuan Sex Reversal Pada Ikan Cupang


                                                                                                                                               I.            PENDAHULUAN
Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat khususnya anak-anak, karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat merupakan tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth Fisher).
Cupang merupakan ikan asli Indonesia yang diketahui berasal dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Talking Gourami atau Croaking Gourami. Termasuk famili Anabantidae, genus Trichosis, spesies Trichopsis vittatus. Bentuk tubuh sangat langsing dan pipih ke samping. Corak warna sangat bervariasi, tetapi warna dasar tubuh kuning hingga sawo matang dengan punggung berwarna lebih gelap dan bagian perut berwarna lebih muda (kuning sampai putih). Pada sisi badan terdapat garis horizontal berwarna lebih gelap sepanjang dari mata hingga ekor. Sirip anal, punggung dan ekor tumbuh sempurna memanjang dengan jari-jari sirip yang tumbuh menonjol. Panjang tubuh mencapai sekitar 6,5 - 7,5 cm.




                                                                                                                                                                           II.            ISI
2.1.   Ikan Cupang
Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand,Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup.
Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut adalah ikan cupang hias. Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Di Wilayah Jakarta Pusat budidaya ikan cupang ada yang dilakukan diatas dak rumah dan dipekarangan yang relatif sempit, dengan menggunakan wadah bekas ataupun kolam bak semen atau akuarium. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan. Kelebihan ikan cupang antara lain:
         Merupakan ikan yang tidak mengenal musim kawin
         Varietas ikan hias memiliki warna yang banyak dan beraneka ragam jenis
         memiliki sifat periang yang dapat dijadikan pelepas stress
         Pemasaran ikan yang sangat mudah dan digemari dari berbagai kalangan.
Adapun klasifikasi daripada ikan cupang adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
     Subfilum : Craeniata
         Kelas        : Osteichthyes
              Subkelas : Actinopterygii
                  Super Ordo : Teleostei
                       Ordo : Percomorphoidei
                           Subordo : Anabantoidei
                                Famili       : Anabantidae
                                    Genus        : Betta
                                         Spesies        : Betta splendes




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOLh2OKsQY5upe9KZK-ICfZUbiAHHUzZ5QYzCMRYAZ0u_jY2NqqvhXinI9AJ-77M_4zP7JO8m_14GxuGCOgMwNgB1gL71pfRqANOWq5lA97gQ4kXBxhCVKXF2UMZVUhyphenhyphen8INAw1PEqj6eU/s320/peluang-usaha-budidaya-ikan-cupang-2.jpg

 
Ciri-ciri indukan jantan dan betina yang baik:
ü  Ciri ikan jantan untuk dipijahkan :
a.       Umur ± 4 bulan
b.      Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
c.       Gerakannya agresif dan lincah
d.      Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).
e.       memiliki jari-jari pada sirip anal\
f.       memiliki lebih banyak bintik hitam di punggungnya

ü  Ciri ikan betina untuk dipijahkan:
a.       ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
b.      Umur telah mencapai +- 4 bulan
c.       Bentuk badan membulat menandakan siap kawin
d.      Gerakannya lambat.
e.       Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
f.       kondisi badan sehat.
g.      Tidak memiliki penonjolan di jari-jari siripnya
Agar proses pemijahan berhasil, maka kita harus memilih indukan yang memang sudah siap untuk dipijahkan. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan jantan dan betinanya. Untuk hal ini kita dapat melihat dari warna dan jari-jari sirip anal, pungung, dan ekor yang tumbuh sempurna, yaitu lebih panjang dari selaput yang menutupinya. Sementara yang betina biasa saja.
Indukan ikan cupang yang kita pakai adalah yang sudah berukuran 5 cm atau berumur kira-kita 6 – 7 bulan. Jantan dan betina yang kita masukan ke dalam akuarium pemijahan jumlahnya sebanding sebab ikan cupang menganut sistenm monogamy. Dan, untuk kesuksesan, maka ke dalam akuarium kita berikan makanan yang layak, misalnya jentik nyamuk dan kutu air.



2.2     Sex Reversal
Sex reversal merupakan cara pembalikan arah perkembangan kelamin ikan yang seharusnya berkelamin jantan diarahkan perkembangan gonadnya menjadi betina atau sebaliknya. Teknik ini dilakukan pada saat belum terdiferensiasinya gonad ikan secara jelas antara jantang dan betina pada waktu menetas. Sex reversal merubah fenotif ikan tetapi tidak merubah genotifnya. Teknik sex reversal mulai dikenal pada tahun 1937 ketika estradiol 17 disintesis untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Pada mulanya teknik ini diterapkan pada ikan guppy (Poeciliareticulata).Kemudian dikembangkan oleh Yamamato di Jepang pada ikan medaka (Oryzias latipes). Ikan medaka betina yang diberi metiltestosteron akan berubah menjadi jantan. Setelah melalui berbagai penelitian teknik ini menyebar keberbagai negara lain dan diterapkan pada berbagai jenis ikan. Awalnya dinyakini bahwa saat yang baik untuk melakukan sex reversal adalah beberapa hari sebelum menetas (gonad belum didiferensiasikan).Teori ini pun berkembang karena adanya fakta yang menunjukkan bahwa sex reversal dapat diterapkan melalui embrio dan induk yang sedang bunting.
Penerapan sex reversal dapat menghasilkan populasi monosex (kelamin tunggal). Kegiatan budidaya secara monosex (monoculture) akan bermanfaat  dalam mempercepat pertumbuhan ikan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tingkat pertumbuhan antara ikan berjenis jantan dengan betina. Beberapa ikan yang berjenis jantan dapat tumbuh lebih cepat daripada jenis betina misalkan ikan nila dan ikan lele Amerika. Untuk mencegah pemijahan liar dapat dilakukan melalui teknik ini. Pemijahan liar yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kolam  cepat penuh dengan berbagai ukuran ikan. Total biomass ikan tinggi namun kualitasnya rendah. Pemeliharaan ikan monoseks akan mencegah perkawinan dan pemijahan liar sehingga kolam tidak cepat dipenuhi ikan. Selain itu ikan yang dihasilkan akan berukuran besar dan seragam. Contoh ikan yang cepat berkembangbiak yaitu ikan nila dan mujair.Pada beberapa jenis ikan hias seperti cupang, guppy, kongo dan rainbow akan memiliki penampilan tubuh yang lebih baik pada jantan daripada ikan betina. Dengan demikian nilai jual ikan jantan lebih tinggi ketimbang ikan betina.
Sex reversal juga dapat dimanfaatkan untuk teknik pemurnian ras ikan. Telah lama diketahui ikan dapat dimurnikan dengan teknik ginogenesis yang produknya adalah semua betina. Menjelang diferensiasi gonad sebagian dari populasi betina tersebut diambil dan diberi hormon androgen berupa metiltestosteron sehingga menjadi ikan jantan. Selanjutnya ikan ini dikawinkan dengan saudaranya dan diulangi beberapa kali sampai diperoleh ikan dengan ras murni.
Kerugian dari sex reversal ini antara lain:
a)      Teknologi ini sangat bersifat spesifik, sehingga dalam penerapannya harus tepat, jenis dandosis hormon, lama perendaman, serta waktu mulai perendaman.
b)      Adanya pemberian dosis hormon yang kurang tidak akan mempengaruhi jenis kelamin ikan,sementara pada pemberian hormon yang berlebihan dapat menyebabkan tingkat kematian yangtinggi dan atau ikan keturunan menjadi steril.
c)      Ikan jantan yang dihasilkan melalui proses sex reversal tidak bagus bila dijadikan induk.
Ø  Metode Sex Reversal
Sex reversal dapat dilakukan melalui terapi hormon (cara langsung) dan melalui rekayasa kromosom (cara tidak langsung). Pada terapi langsung hormon androgen dan estrogen mempengaruhi fenotif tetapi tidak mempengaruhi genotif. Metode langsung dapat diterapkan pada semua jenis ikan apapun sek kromosomnya.  Cara langsung dapat meminimalkan jumlah kematian ikan. Kelemahan dari cara ini adalah hasilnya tidak bisa seragam dikarenakan perbandingan alamiah kelamin yang tidak selalu sama. Misalkan pada ikan hias, nisbah kelamin anakan tidak selalu 1:1 tetapi 50% jantan: 50% betina pada pemijahan pertama, dan 30% jantan: 50% betina pada pemijahan berikutnya.
2.3     Aplikasi Sex Reversal Pada Ikan Cupang
Sex Reversal/Teknologi sex reversal merupakan teknik pengubahan kelamin dari betina menjadi jantan, atau sebaliknya, melalui pemberian hormon dan teknik perendaman. Kalau yangdiberikan hormon androgen, ikan diarahkan untuk berkelamin jantan. Tetapi jika yang diberikanhormon estrogen, jenis kelamin diarahkan menjadi betina. Jadi, jika pembudidaya ingin menghasilkan ikan-ikan cupang jantan, maka proses sex reversal yang diterapkan di sinimenggunakan hormon androgen.
Hormon androgen yang digunakan adalah 17-a Metiltestosteron (C20H30O2). Hormon yang berwarna putih, dan berbentuk serbuk halus (powder). Jumlah bahan yang dibutuhkan 20 mg/liter larutan perendam telur ikan. Tiap 300 butir telur ikan memerlukan 0,2 liter larutan. Cara membuat larutan perendaman yaitu melarutkan 10mg hormon Metiltestosteron dalam 0,5 ml alkohol 70%, lalu diencerkan dengan aquadesdestilata sebanyak 495 ml.
Ø   Proses Sex Reversal
1.      Induk jantan dan betina dipelihara dalam akuarium berbeda, dengan diberi makan berupalarva Chironomus (cuk merah) atau kutu air
2.      Pilihlah induk jantan dan betina, yang telah matang (gonad) dan siap untuk dipijahkan.
3.      Siapkan pula akuarium untuk pemijahan. Selanjutnya masukkan ikan jantan dan tanamaneceng gondok untuk tempat menempel sarang (busa).
4.      Masukkan ikan betina ke dalam toples. Tempatkan ke dekat akuarium pemijahan yangtelah berisi ikan jantan. Ini dimaksudkan untuk merangsang ikan jantan agar membuatsarang, sekaligus menghindari per-kelahian.
5.      Setelah ikan jantan membuat sarang, tangkaplah ikan betina yang berada di dalam toples.Masukkan ke akuarium pemijahan untuk dipasangkan dengan jantan. Lalu tangkap keduainduk, dan biarkan telur beserta sarangnya tetap berada di dalam akuarium pemijahan,kemudian diaerasi.
6.      Sekitar 10 jam setelah pemijahan, pisahkan telur dari sarang (busa), dengan cara menempatkan aerasi di bawahnya, sehingga telur terpisah dan tenggelam di dasar akuarium
7.      Setelah embrio mencapai stadium bintik mata (sekitar 10-30 jam; tergantung temperatur),lakukan perendaman dalam larutan hormon yang telah dibuat selama 24 jam sambil tetap diaerasi.
8.      Pisahkan embrio dari larutan hormon. Kalau perendaman selesai, tetaskan di akuarium penetasan
9.      Burayak yang menetas dipelihara dan dibesarkan hingga siap dijual.
Ø  Pemberian Pakan
·         Hari 0-5 → Tidak perlu diberi apa apa
·         Hari 5-10 → Diberi Infusaria, Roteria, Kuning telur rebus
·         Hari 10-17 → Diberi kutu air yang telah disaring
·         Hari >17 → Diberi kutu air, cuk, cacing sutra
Ø  Tahap Pembesaran
1.      Siapkan akuarium dengan ukuran 20 x 20 x 15 atau stoples yang sebanding. Perlu diingat, bahwa semakin besar semakin baik pula pertumbuhan tubuh dan siripnya (lebih optiman). Isi air dengan 3/4 dari tinggi wadah. Kualitas air yang digunakan harus sama dengan air yang diberikan pada waktu pendederan, sehingga ikan cepat beradaptasi. Jangan lupa memberi penyekat (berupa karton, kertas, dll) antara akuarium. wadah lain yang perlu disiapkan adalah akuarium biasa yang kira-kira bisa menampung 80-100 ekor anakan. Tujuannya agar proses penyortiran dapat berjalan lebih mudah.
2.      Ketika burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran. Pindahkan anakan bersama induk jantannya. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.














                                                                                                                                                 III.            PENUTUP
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1.      Ikan cupang merupakan ikan yang popular
2.      Dengan sex reversal kita dapat memperoleh beberapa keuntungan seperti dengan memperoleh ras murni
3.      Ikan cupang jantan memiliki warna yang lebih menarik














DAFTAR PUSTAKA

















TUGAS

MANAJEMEN TEKNOLOGI TAWAR
“APLIKASI SEX REVERSAL PADA IKAN CUPANG”



OLEH
ANGELA DESTALIA ARUMPONE
E 271 09 058





 










PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2012

1 komentar:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan hormon B-Estradiol untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus