I.
PENDAHULUAN
Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh
masyarakat khususnya anak-anak, karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik
juga dapat merupakan tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering
disebut ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam
famili Anabantidae (Labirynth Fisher).
Cupang
merupakan ikan asli Indonesia yang diketahui berasal dari Pulau Jawa,
Kalimantan, Sumatera. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Talking
Gourami atau Croaking Gourami. Termasuk famili Anabantidae, genus Trichosis,
spesies Trichopsis vittatus. Bentuk tubuh sangat langsing dan pipih ke samping.
Corak warna sangat bervariasi, tetapi warna dasar tubuh kuning hingga sawo
matang dengan punggung berwarna lebih gelap dan bagian perut berwarna lebih
muda (kuning sampai putih). Pada sisi badan terdapat garis horizontal berwarna
lebih gelap sepanjang dari mata hingga ekor. Sirip anal, punggung dan ekor
tumbuh sempurna memanjang dengan jari-jari sirip yang tumbuh menonjol. Panjang
tubuh mencapai sekitar 6,5 - 7,5 cm.
II.
ISI
2.1.
Ikan
Cupang
Cupang (Betta
sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia
Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand,Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini
mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam
mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi
atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Ikan
cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama
sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit
dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan
hidup.
Keindahan tubuh
dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias serta nilai
ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan hias.
Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut adalah ikan cupang
hias. Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah
memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Di
Wilayah Jakarta Pusat budidaya ikan cupang ada yang dilakukan diatas dak rumah
dan dipekarangan yang relatif sempit, dengan menggunakan wadah bekas ataupun
kolam bak semen atau akuarium. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan
dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih
biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat
ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan
dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu
air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak
ikan. Kelebihan ikan cupang antara lain:
•
Merupakan ikan yang tidak mengenal musim
kawin
•
Varietas ikan hias memiliki warna yang
banyak dan beraneka ragam jenis
•
memiliki sifat periang yang dapat
dijadikan pelepas stress
•
Pemasaran ikan yang sangat mudah dan
digemari dari berbagai kalangan.
Adapun klasifikasi daripada ikan cupang adalah sebagai berikut:
Filum :
Chordata
Subfilum :
Craeniata
Kelas : Osteichthyes
Subkelas
: Actinopterygii
Super
Ordo : Teleostei
Ordo
: Percomorphoidei
Subordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Genus : Betta
Spesies : Betta splendes
![]() |

Ciri-ciri indukan jantan dan betina yang baik:
ü Ciri
ikan jantan untuk dipijahkan :
a. Umur
± 4 bulan
b. Bentuk
badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
c. Gerakannya
agresif dan lincah
d. Kondisi
badan sehat (tidak terjangkit penyakit).
e. memiliki
jari-jari pada sirip anal\
f. memiliki
lebih banyak bintik hitam di punggungnya
ü Ciri
ikan betina untuk dipijahkan:
a. ikan
betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari
ikan jantan.
b. Umur
telah mencapai +- 4 bulan
c. Bentuk
badan membulat menandakan siap kawin
d. Gerakannya
lambat.
e. Sirip
pendek dan warnanya tidak menarik.
f. kondisi
badan sehat.
g. Tidak
memiliki penonjolan di jari-jari siripnya
Agar proses pemijahan berhasil, maka kita harus memilih
indukan yang memang sudah siap untuk dipijahkan. Hal pertama yang harus kita
lakukan adalah menentukan jantan dan betinanya. Untuk hal ini kita dapat
melihat dari warna dan jari-jari sirip anal, pungung, dan ekor yang tumbuh
sempurna, yaitu lebih panjang dari selaput yang menutupinya. Sementara yang
betina biasa saja.
Indukan ikan cupang yang kita pakai adalah yang sudah
berukuran 5 cm atau berumur kira-kita 6 – 7 bulan. Jantan dan betina yang kita
masukan ke dalam akuarium pemijahan jumlahnya sebanding sebab ikan cupang
menganut sistenm monogamy. Dan, untuk kesuksesan, maka ke dalam akuarium kita
berikan makanan yang layak, misalnya jentik nyamuk dan kutu air.
2.2
Sex Reversal
Sex
reversal merupakan cara pembalikan arah perkembangan kelamin ikan yang
seharusnya berkelamin jantan diarahkan perkembangan gonadnya menjadi betina
atau sebaliknya. Teknik ini dilakukan pada saat belum terdiferensiasinya gonad
ikan secara jelas antara jantang dan betina pada waktu menetas. Sex reversal
merubah fenotif ikan tetapi tidak merubah genotifnya. Teknik sex reversal mulai
dikenal pada tahun 1937 ketika estradiol 17 disintesis untuk pertama kalinya di
Amerika Serikat. Pada mulanya teknik ini diterapkan pada ikan guppy
(Poeciliareticulata).Kemudian dikembangkan oleh Yamamato di Jepang pada ikan
medaka (Oryzias latipes). Ikan medaka betina yang diberi metiltestosteron akan
berubah menjadi jantan. Setelah melalui berbagai penelitian teknik ini menyebar
keberbagai negara lain dan diterapkan pada berbagai jenis ikan. Awalnya
dinyakini bahwa saat yang baik untuk melakukan sex reversal adalah beberapa
hari sebelum menetas (gonad belum didiferensiasikan).Teori ini pun berkembang
karena adanya fakta yang menunjukkan bahwa sex reversal dapat diterapkan
melalui embrio dan induk yang sedang bunting.
Penerapan sex reversal dapat menghasilkan populasi monosex
(kelamin tunggal). Kegiatan budidaya secara monosex (monoculture) akan
bermanfaat dalam mempercepat pertumbuhan ikan. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan tingkat pertumbuhan antara ikan berjenis jantan dengan betina.
Beberapa ikan yang berjenis jantan dapat tumbuh lebih cepat daripada jenis
betina misalkan ikan nila dan ikan lele Amerika. Untuk mencegah pemijahan liar
dapat dilakukan melalui teknik ini. Pemijahan liar yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan kolam cepat penuh dengan berbagai ukuran ikan. Total biomass
ikan tinggi namun kualitasnya rendah. Pemeliharaan ikan monoseks akan mencegah
perkawinan dan pemijahan liar sehingga kolam tidak cepat dipenuhi ikan. Selain
itu ikan yang dihasilkan akan berukuran besar dan seragam. Contoh ikan yang
cepat berkembangbiak yaitu ikan nila dan mujair.Pada beberapa jenis ikan hias
seperti cupang, guppy, kongo dan rainbow akan memiliki penampilan tubuh yang
lebih baik pada jantan daripada ikan betina. Dengan demikian nilai jual ikan
jantan lebih tinggi ketimbang ikan betina.
Sex reversal juga dapat dimanfaatkan untuk teknik pemurnian
ras ikan. Telah lama diketahui ikan dapat dimurnikan dengan teknik ginogenesis
yang produknya adalah semua betina. Menjelang diferensiasi gonad sebagian dari
populasi betina tersebut diambil dan diberi hormon androgen berupa
metiltestosteron sehingga menjadi ikan jantan. Selanjutnya ikan ini dikawinkan
dengan saudaranya dan diulangi beberapa kali sampai diperoleh ikan dengan ras
murni.
Kerugian dari sex reversal ini antara
lain:
a) Teknologi ini sangat bersifat
spesifik, sehingga dalam penerapannya harus tepat, jenis dandosis hormon, lama
perendaman, serta waktu mulai perendaman.
b) Adanya pemberian dosis hormon yang
kurang tidak akan mempengaruhi jenis kelamin ikan,sementara pada pemberian
hormon yang berlebihan dapat menyebabkan tingkat kematian yangtinggi dan atau ikan
keturunan menjadi steril.
c) Ikan jantan yang dihasilkan melalui
proses sex reversal tidak bagus bila dijadikan induk.
Ø
Metode Sex Reversal
Sex reversal dapat dilakukan melalui terapi hormon (cara
langsung) dan melalui rekayasa kromosom (cara tidak langsung). Pada terapi
langsung hormon androgen dan estrogen mempengaruhi fenotif tetapi tidak
mempengaruhi genotif. Metode langsung dapat diterapkan pada semua jenis ikan
apapun sek kromosomnya. Cara langsung dapat meminimalkan jumlah kematian
ikan. Kelemahan dari cara ini adalah hasilnya tidak bisa seragam dikarenakan
perbandingan alamiah kelamin yang tidak selalu sama. Misalkan pada ikan hias,
nisbah kelamin anakan tidak selalu 1:1 tetapi 50% jantan: 50% betina pada
pemijahan pertama, dan 30% jantan: 50% betina pada pemijahan berikutnya.
2.3
Aplikasi Sex Reversal Pada Ikan Cupang
Sex Reversal/Teknologi sex reversal merupakan teknik
pengubahan kelamin dari betina menjadi jantan, atau sebaliknya, melalui
pemberian hormon dan teknik perendaman. Kalau yangdiberikan hormon androgen,
ikan diarahkan untuk berkelamin jantan. Tetapi jika yang diberikanhormon
estrogen, jenis kelamin diarahkan menjadi betina. Jadi, jika pembudidaya ingin
menghasilkan ikan-ikan cupang jantan, maka proses sex reversal yang diterapkan
di sinimenggunakan hormon androgen.
Hormon androgen yang digunakan adalah 17-a Metiltestosteron
(C20H30O2). Hormon yang berwarna putih, dan berbentuk serbuk halus (powder). Jumlah
bahan yang dibutuhkan 20 mg/liter larutan perendam telur ikan. Tiap 300
butir telur ikan memerlukan 0,2 liter larutan. Cara membuat larutan
perendaman yaitu melarutkan 10mg hormon Metiltestosteron dalam 0,5 ml alkohol
70%, lalu diencerkan dengan aquadesdestilata sebanyak 495 ml.
Ø
Proses
Sex Reversal
1. Induk
jantan dan betina dipelihara dalam akuarium berbeda, dengan diberi makan
berupalarva Chironomus (cuk merah) atau kutu air
2.
Pilihlah induk jantan dan betina, yang telah matang
(gonad) dan siap untuk dipijahkan.
3.
Siapkan pula akuarium untuk pemijahan. Selanjutnya
masukkan ikan jantan dan tanamaneceng gondok untuk tempat menempel sarang
(busa).
4.
Masukkan ikan betina ke dalam toples. Tempatkan ke
dekat akuarium pemijahan yangtelah berisi ikan jantan. Ini dimaksudkan untuk
merangsang ikan jantan agar membuatsarang, sekaligus menghindari per-kelahian.
5.
Setelah ikan jantan membuat sarang, tangkaplah ikan
betina yang berada di dalam toples.Masukkan ke akuarium pemijahan untuk
dipasangkan dengan jantan. Lalu tangkap keduainduk, dan biarkan telur beserta
sarangnya tetap berada di dalam akuarium pemijahan,kemudian diaerasi.
6.
Sekitar 10 jam setelah pemijahan, pisahkan telur dari
sarang (busa), dengan cara menempatkan aerasi di bawahnya, sehingga telur terpisah
dan tenggelam di dasar akuarium
7.
Setelah embrio mencapai stadium bintik mata (sekitar
10-30 jam; tergantung temperatur),lakukan perendaman dalam larutan hormon yang
telah dibuat selama 24 jam sambil tetap diaerasi.
8.
Pisahkan embrio dari larutan hormon. Kalau perendaman
selesai, tetaskan di akuarium penetasan
9. Burayak
yang menetas dipelihara dan dibesarkan hingga siap dijual.
Ø Pemberian
Pakan
·
Hari
0-5 → Tidak perlu diberi apa apa
·
Hari
5-10 → Diberi Infusaria, Roteria, Kuning telur rebus
·
Hari
10-17 → Diberi kutu air yang telah disaring
·
Hari
>17 → Diberi kutu air, cuk, cacing sutra
Ø Tahap Pembesaran
1.
Siapkan
akuarium dengan ukuran 20 x 20 x 15 atau stoples yang sebanding. Perlu diingat,
bahwa semakin besar semakin baik pula pertumbuhan tubuh dan siripnya (lebih optiman). Isi
air dengan 3/4 dari tinggi wadah. Kualitas air yang digunakan harus sama dengan
air yang diberikan pada waktu pendederan, sehingga ikan cepat beradaptasi.
Jangan lupa memberi penyekat (berupa karton, kertas, dll) antara akuarium. wadah
lain yang perlu disiapkan adalah akuarium biasa yang kira-kira bisa menampung
80-100 ekor anakan. Tujuannya agar proses penyortiran dapat berjalan lebih
mudah.
2.
Ketika
burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah
harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran. Pindahkan
anakan bersama induk jantannya. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan
wadah ditutup. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain. Dan
selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih
cepat tumbuh.
III.
PENUTUP
Dari penjelasan-penjelasan di atas,
dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Ikan
cupang merupakan ikan yang popular
2. Dengan
sex reversal kita dapat memperoleh beberapa keuntungan seperti dengan
memperoleh ras murni
3. Ikan
cupang jantan memiliki warna yang lebih menarik
DAFTAR
PUSTAKA
TUGAS
MANAJEMEN
TEKNOLOGI TAWAR
“APLIKASI
SEX REVERSAL PADA IKAN CUPANG”
OLEH
ANGELA DESTALIA ARUMPONE
E 271 09 058
![]() |
PROGRAM
STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN
PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
PALU
2012
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan hormon B-Estradiol untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro