Jumat, 16 November 2012

Laporan Mata Kuliah Teknologi Air Tawar


                                                                                                                                          I.            PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Budidaya perairan adalah suatu kegiatan budidaya organisme perairan tertentu dalam wadah yang terkontrol yang mempunyai tujuan memperoleh keuntungan atau profit. Karena kegiatan budidaya dilakukan di dalam air, maka air merupakan media utama dan sebagai media hidup utama bagi organisme akuatik yang dibudidayakan.
Lebih kurang dari ¾ bagian dari permukaan bumi tertutup air. Dari segi ekosistem kita dapat membedakan air tawar, air laut dan air payau seperti yang terdapat di muara sungai yang besar. Khusus untuk air tawar, dari segi kedudukannya kita dapat membagi ekosistem ini menjadi dua bagian yaitu air yang diam (lentik) misalnya kolam, danau dan waduk serta air yang mengalir (lotik) misalnya sungai dan mata air.
Air merupakan suatu zat pelarut yang sangat berguna bagi semua mahluk hidup.  Dalam air terkandung berbagai macam unsur-unsur yang membentuk suatu unit yang saling berkaitan dan keberadaan unsur-unsur ini sangatlah mempengaruhi serta menetukan sifat dan kualitas air itu sendiri. Dalam kita melakukan budidaya, kita harus memperhatikan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Sifat fisika, kimia dan biologi perairan haruslah kita perhatikan agar bisa menunjang dengan baik budidaya yang kita laksanakan.


1.2.      Tujuan Dan Kegunaan
Praktek teknologi budidaya tawar ini bertujuan agar bisa mengetahui fungsi dan kegunaan dari beberapa teknologi yang diterapkan pada budidaya. Kegunaan praktek ini adalah bisa menambah referensi bagi pembaca.


















                                                                                                                            II.            TINJAUAN PUSTAKA
2.1.   Pengenalan Organisme
Ikan Mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakan dan terdomestikasi dengan baik di dunia. Di Cina, para petani telah membudidayakan sekitar 4000 tahun yang lalu sedangkan di Eropa beberapa ratus tahun yang lalu. Sejumlah spesies dan sub-spesies ikan mas telah banyak dibudidayakan di Asia Tenggara sebagai ikan konsumsi dan ikan hias (Sonhaji, 2008).
Klasifikasi ikan mas menurut Rukmana (1990), ialah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
      Kelas      : Pisces
           Ordo       : Cyprinifarmes
               Famili       : Cyprinoidea
                    Genus      : Cyprinus
                        Spesies      : Cyprinus carpio














Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Secara umum, cirri-ciri morfologis yng khas dari ikan mas adalah bentuk badan agak panjang dan agak sedikit pipih ke samping, bibir mulut lunak dan dapat disembulkan, serta memiliki kumis atau sungut (barbel) yang pendek 2 pasang. Jari-jari punggung yang kedua bergigi seperti gergaji. Tidak meilikii lambung, tidak bergigi dan sebagai penggarusnya adalah pharying yang mengeras. Bentuk sirip ekor bercagak. Warna badan ada yang hijau, merah, biru keperakan, hitam, kuning muda, coklat keemasan dan berbelang-belang campuran dari beberapa warna (Rukmana.1990).
Berdasarkan keanekaragaman genetik, ikan mas memiliki keistimewaan karena banyak strain/ras. Hal ini disebabkan karena penyebaran daerah asal mulai dari Cina sampai ke daratan Eropa sangat luas dengan keadaan lingkungan yang bervariasi dan secara geografis terisolasi, daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, akumulasi mutasi dan seleksi secara alami maupun oleh karya manusia (Yanuar, 2008).
2.2     Kolam
Kolam dalam pengertian teknis adalah suatu perairan buatan yang luasnya terbatas, sengaja dibut manusia dan mudah dikuasai. Mudah dikuasai berarti mudah di isi air, mudah dikeringkan dan mudah diatur menurut kehendak kita (Susanto, 2003)
Menurut Kordi (2008), dilihat dari sumber air, maka dikenal kolam air mengalir, kolam air deras dan kolam tadah hujan. Sedangkan dari bentuk, terdapat bentuk kolam empat persegi panjang, kolam bulat, kolam oval, kolam segitiga, kolam segi delapan dan kolam tidak beraturan. Adapun dari fungsi, maka dikenal kolam pemeliharaan induk, kolam pemijahan, kolam pemeliharaan benih, kolam pembesaran, kolam penyaring air dan kolam penampung air. Sebuah kolam mempunyai beberapa bagian penting yaitu pematang, saluran utama dan saluran pembagi, pintu air, dan dasar kolam.
Pembuatan kolam ikan harus mampu memadukan antara unsur teknis dan non-teknis. Unsur teknis berupa perhitungan matematis misalnya bentuk, ukuran dan kekuatan setiap bagian pematang kolam. Sedangkan unsur non-teknis lebih menyangkut masalah lingkungan hidup bagi ikan yang akan di pelihara di dalamnya (Djarijah, 1996).
Persiapan kolam untuk kegiatan pemeliharaan ikan mas antara lain perapihan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan di pintu pemasukan serta pengisian kolam dengan air. Pemasangan saringan dimaksudkan untuk menghindari masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau competitor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan (Aminudin, 2009).

















                                                                                                                           III.            METODE PRAKTEK
3.2  Waktu Dan Tempat
Praktek lapang Teknologi Budidaya Tawar ini di laksanakan pada hari, Senin 21 Mei 2012 pada pukul 15.00 WITA. Praktek lapang ini bertempat di desa Kotarindau, Kecamatan Kotapulu, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.
3.3  Alat Dan Bahan
Alat-alat yang di gunakan dalam praktek lapang ini adalah : alat tulis-menulis dan kamera. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktek ini adalah kolam.
3.4  Cara Kerja
Dilakukan dengan mewawancarai narasumber yaitu salah satu pembudidaya di daerah setempat.








                                                                                                            IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.    Hasil
Dari praktek lapang yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut
1.      Nama Pembudidaya : Bapak Kutu Tandi dan Ibu Rosmaina
2.      Jumlah anak : 4 orang (3 sudah berkeluarga)
3.      Lama menjadi seorang pembudidaya : 8 tahun
4.      Organisme yang dibudidayakan : ikan mas (Cyprinus carpio)
5.      Jumlah kolam : 3 petak dengan ukuran 80 m x 60 m per petaknya
4.2.    Pembahasan
Bapak Kutu dan Ibu Rosmaina merupakan pasangan suami-istri yang berprofesi sebagai pembudidaya ikan mas (Cyprinus carpio). Beliau telah menjalankan usaha budidaya ini 8 tahun. Mereka mempunyai 4 orang anak, 3 diantaranya sudah berkeluarga. Jumlah kolam yang di miliki ialah 3 petak dengan masing-masing petaknya berukuran 80 m x 60 m.
Kolam tersebut merupakan kolam air tenang yang terbuat dari tanah berbentuk persegi panjang yang dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran air yang berpa paralon. Sumber air yang digunakan berasal dari Sungai Gumbasa. Pada masing-masing pintu air dilengkapi dengan filter yang terbuat dari ram nyamuk. Hal ini dimaksudkan agar ikan-ikan liar tidak dapat masuk ke dalam kolam dan menjadi kompetitor serta dapat menyaring kotoran-kotoran dari dalam kolam. Menurut Rukmana (1990), bahwa kolam berbentuk persegi panjang mempunyai kelebihan antara lain sirkulasi airnya baik dan cukup dalam penyediaan pakan alami ikan. Kemudian ditambahkan oleh Kordi (2008), bahwa sebuah kolam mempunyai beberapa bagian penting yaitu pematang, saluran utama dan saluran pembagi, pintu air, dan dasar kolam.
Dalam suatu proses budidaya perlu dilakukan persiapan terhadap wadah pemeliharaan, antara lain dengan pengeringan, pemupukan, pengapuran, dan pemnberantasan hama dan penyakit. Beliau mengeringkan kolamnya ± 2 minggu sampai tanahnya retak untuk memberantas hama-hama yang berada pada dasar kolam. Kemudian dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dan Urea. Kolam diisi air sedikit kemudian diberikan pupuk kandang sebanyak 5 sak pada setiap petaknya dan didiamkan selama 3 hari. Setelah itu ditambahkan dengan pupuk urea sebanyak 1 sak pada setiap petaknya lalu didiamkan selama 2 hari. Hal ini betujuan untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami bagi ikan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Kordi (2009), bahwa pemupukan saat persiapan kolam diperlukan sebagai sumber nutrien untuk merangsang pertumbuhan fitoplankton. Pemakaian pupuk organik terutama kotoran hewan berfungsi untuk memberikan substrat untuk pertumbuhan populasi mikroba. Sedangkan untuk penggunaan pupuk anorganik yang dikombinasikan dengan pupuk organik dapat memacu pertumbuhan pakan alami yang baik bagi biota di kolam.
Usaha budidaya yang dijalankan oleh beliau merupakan usaha pembesaran. Benih ikan mas yang ditebar berukuran 5-7 cm, benih ikan diperoleh dari Balai Benih Ikan (BBI) Kalawara. Beliau membeli benih sebanyak 500-750 ekor ikan mas dengan harga Rp 500/ekor. Pakan yang diberikan berupa pelet dan jagung dengan waktu pemberian pakan sebanyak 2 kali/hari (pagi dan sore). Pemanenan dilakukan pada waktu 7-8 bulan dari masa pemeliharaan dan biasanya mereka melakukan panen total.
Menurut Putranto (1995), bahwa pemberian pakan yang berkualitas akan membantu meningkatkan pertumbuhan,  produksi, dan reproduksi ikan. Pakan yang baik adalah pakan yang mengandung protein, energy, mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh ikan. Pakan buatan dapat diberikan 3 kali sehari yaitu pada pagi hari, siang hari dan sore hari. Pada tahap pembesaran, frekuensi pemberian jumlah pakan tergantung dari kebiasaan makan itu.











                                                                                                               V.            KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan tersebut di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1.      Benih ikan mas diperoleh dari BBi Kalawara
2.      Tidak ada penanganan khusus dari si pembudidaya untuk pemberantasan hama dan penyakit yang menyerang ikan mas.
3.      Usaha budidaya yang dijalankan yaitu secara tradisional.
5.2  Saran
Saran saya sebagai seorang mahasiswa ialah kiranya tim pengajar (dosen) mata kuliah beserta asisiten praktikum dapat lebih memperbanyak lokasi praktek dengan keanekaragaman metode budidaya yang lebih banyak dan juga kiranya laporan-laporan yang telah kami buat dapat dibukukan dan dapat dipublikasikan sehingga dapat menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa yang lain.





DAFTAR PUSTAKA
Aminudin.,2009. Budidaya Ikan Di Kolam Dan Akuarium. PT Sarana Ilmu Pustaka. Bandung
Djarijah, 1996. Membuat Kolam Ikan, Kanisius. Yogyakarta
Kordi, M., 2008. Budidaya Perairan Buku Ke Satu, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

_______., 2009. Budidaya Perairan Buku Ke Dua, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Putranto. A.,  1995. Budidaya Ikan Produktif Ikan Mas, Karya Anda., Surabaya
Sonhaji.A., 2008. Beternak Ikan Emas. CV Gaza Publishing. Surabaya
Susanto. H., 2003. Membuat Kolam Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta
Rukmana (1990). Ikan Mas Pembenihan Dan Pembesaran. CV Aneka Ilmu. Semarang

Yanuar. R., 2008. Ketrampilan Membudidayakan Ikan Air Tawar,  PT. Puri Delco, Bandung

Perlakuan Sex Reversal Pada Ikan Cupang


                                                                                                                                               I.            PENDAHULUAN
Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat khususnya anak-anak, karena ikan tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat merupakan tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth Fisher).
Cupang merupakan ikan asli Indonesia yang diketahui berasal dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Talking Gourami atau Croaking Gourami. Termasuk famili Anabantidae, genus Trichosis, spesies Trichopsis vittatus. Bentuk tubuh sangat langsing dan pipih ke samping. Corak warna sangat bervariasi, tetapi warna dasar tubuh kuning hingga sawo matang dengan punggung berwarna lebih gelap dan bagian perut berwarna lebih muda (kuning sampai putih). Pada sisi badan terdapat garis horizontal berwarna lebih gelap sepanjang dari mata hingga ekor. Sirip anal, punggung dan ekor tumbuh sempurna memanjang dengan jari-jari sirip yang tumbuh menonjol. Panjang tubuh mencapai sekitar 6,5 - 7,5 cm.




                                                                                                                                                                           II.            ISI
2.1.   Ikan Cupang
Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand,Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup.
Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut adalah ikan cupang hias. Untuk membudiayakan atau mengembangkan ikan cupang hias tidaklah memerlukan lahan yang luas, cukup menyediakan areal sekitar 5 meter persegi. Di Wilayah Jakarta Pusat budidaya ikan cupang ada yang dilakukan diatas dak rumah dan dipekarangan yang relatif sempit, dengan menggunakan wadah bekas ataupun kolam bak semen atau akuarium. Ikan ini relatif mudah dipelihara dan dibudidayakan, karena tidak memerlukan pakan khusus. Pakan ikan untuk benih biasanya digunakan pakan alami berupa kutu air atau daphnia sp. yang dapat ditemukan di selokan yang airnya tergenang. Untuk induk cupang digunakan pakan dari jentik-jentik nyamuk (cuk). Untuk pertumbuhan anak ikan bisa diberi kutu air dan diselingi dengan cacing rambut, akan lebih mempercepat pertumbuhan anak ikan. Kelebihan ikan cupang antara lain:
         Merupakan ikan yang tidak mengenal musim kawin
         Varietas ikan hias memiliki warna yang banyak dan beraneka ragam jenis
         memiliki sifat periang yang dapat dijadikan pelepas stress
         Pemasaran ikan yang sangat mudah dan digemari dari berbagai kalangan.
Adapun klasifikasi daripada ikan cupang adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
     Subfilum : Craeniata
         Kelas        : Osteichthyes
              Subkelas : Actinopterygii
                  Super Ordo : Teleostei
                       Ordo : Percomorphoidei
                           Subordo : Anabantoidei
                                Famili       : Anabantidae
                                    Genus        : Betta
                                         Spesies        : Betta splendes




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOLh2OKsQY5upe9KZK-ICfZUbiAHHUzZ5QYzCMRYAZ0u_jY2NqqvhXinI9AJ-77M_4zP7JO8m_14GxuGCOgMwNgB1gL71pfRqANOWq5lA97gQ4kXBxhCVKXF2UMZVUhyphenhyphen8INAw1PEqj6eU/s320/peluang-usaha-budidaya-ikan-cupang-2.jpg

 
Ciri-ciri indukan jantan dan betina yang baik:
ü  Ciri ikan jantan untuk dipijahkan :
a.       Umur ± 4 bulan
b.      Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
c.       Gerakannya agresif dan lincah
d.      Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).
e.       memiliki jari-jari pada sirip anal\
f.       memiliki lebih banyak bintik hitam di punggungnya

ü  Ciri ikan betina untuk dipijahkan:
a.       ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
b.      Umur telah mencapai +- 4 bulan
c.       Bentuk badan membulat menandakan siap kawin
d.      Gerakannya lambat.
e.       Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
f.       kondisi badan sehat.
g.      Tidak memiliki penonjolan di jari-jari siripnya
Agar proses pemijahan berhasil, maka kita harus memilih indukan yang memang sudah siap untuk dipijahkan. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan jantan dan betinanya. Untuk hal ini kita dapat melihat dari warna dan jari-jari sirip anal, pungung, dan ekor yang tumbuh sempurna, yaitu lebih panjang dari selaput yang menutupinya. Sementara yang betina biasa saja.
Indukan ikan cupang yang kita pakai adalah yang sudah berukuran 5 cm atau berumur kira-kita 6 – 7 bulan. Jantan dan betina yang kita masukan ke dalam akuarium pemijahan jumlahnya sebanding sebab ikan cupang menganut sistenm monogamy. Dan, untuk kesuksesan, maka ke dalam akuarium kita berikan makanan yang layak, misalnya jentik nyamuk dan kutu air.



2.2     Sex Reversal
Sex reversal merupakan cara pembalikan arah perkembangan kelamin ikan yang seharusnya berkelamin jantan diarahkan perkembangan gonadnya menjadi betina atau sebaliknya. Teknik ini dilakukan pada saat belum terdiferensiasinya gonad ikan secara jelas antara jantang dan betina pada waktu menetas. Sex reversal merubah fenotif ikan tetapi tidak merubah genotifnya. Teknik sex reversal mulai dikenal pada tahun 1937 ketika estradiol 17 disintesis untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Pada mulanya teknik ini diterapkan pada ikan guppy (Poeciliareticulata).Kemudian dikembangkan oleh Yamamato di Jepang pada ikan medaka (Oryzias latipes). Ikan medaka betina yang diberi metiltestosteron akan berubah menjadi jantan. Setelah melalui berbagai penelitian teknik ini menyebar keberbagai negara lain dan diterapkan pada berbagai jenis ikan. Awalnya dinyakini bahwa saat yang baik untuk melakukan sex reversal adalah beberapa hari sebelum menetas (gonad belum didiferensiasikan).Teori ini pun berkembang karena adanya fakta yang menunjukkan bahwa sex reversal dapat diterapkan melalui embrio dan induk yang sedang bunting.
Penerapan sex reversal dapat menghasilkan populasi monosex (kelamin tunggal). Kegiatan budidaya secara monosex (monoculture) akan bermanfaat  dalam mempercepat pertumbuhan ikan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tingkat pertumbuhan antara ikan berjenis jantan dengan betina. Beberapa ikan yang berjenis jantan dapat tumbuh lebih cepat daripada jenis betina misalkan ikan nila dan ikan lele Amerika. Untuk mencegah pemijahan liar dapat dilakukan melalui teknik ini. Pemijahan liar yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kolam  cepat penuh dengan berbagai ukuran ikan. Total biomass ikan tinggi namun kualitasnya rendah. Pemeliharaan ikan monoseks akan mencegah perkawinan dan pemijahan liar sehingga kolam tidak cepat dipenuhi ikan. Selain itu ikan yang dihasilkan akan berukuran besar dan seragam. Contoh ikan yang cepat berkembangbiak yaitu ikan nila dan mujair.Pada beberapa jenis ikan hias seperti cupang, guppy, kongo dan rainbow akan memiliki penampilan tubuh yang lebih baik pada jantan daripada ikan betina. Dengan demikian nilai jual ikan jantan lebih tinggi ketimbang ikan betina.
Sex reversal juga dapat dimanfaatkan untuk teknik pemurnian ras ikan. Telah lama diketahui ikan dapat dimurnikan dengan teknik ginogenesis yang produknya adalah semua betina. Menjelang diferensiasi gonad sebagian dari populasi betina tersebut diambil dan diberi hormon androgen berupa metiltestosteron sehingga menjadi ikan jantan. Selanjutnya ikan ini dikawinkan dengan saudaranya dan diulangi beberapa kali sampai diperoleh ikan dengan ras murni.
Kerugian dari sex reversal ini antara lain:
a)      Teknologi ini sangat bersifat spesifik, sehingga dalam penerapannya harus tepat, jenis dandosis hormon, lama perendaman, serta waktu mulai perendaman.
b)      Adanya pemberian dosis hormon yang kurang tidak akan mempengaruhi jenis kelamin ikan,sementara pada pemberian hormon yang berlebihan dapat menyebabkan tingkat kematian yangtinggi dan atau ikan keturunan menjadi steril.
c)      Ikan jantan yang dihasilkan melalui proses sex reversal tidak bagus bila dijadikan induk.
Ø  Metode Sex Reversal
Sex reversal dapat dilakukan melalui terapi hormon (cara langsung) dan melalui rekayasa kromosom (cara tidak langsung). Pada terapi langsung hormon androgen dan estrogen mempengaruhi fenotif tetapi tidak mempengaruhi genotif. Metode langsung dapat diterapkan pada semua jenis ikan apapun sek kromosomnya.  Cara langsung dapat meminimalkan jumlah kematian ikan. Kelemahan dari cara ini adalah hasilnya tidak bisa seragam dikarenakan perbandingan alamiah kelamin yang tidak selalu sama. Misalkan pada ikan hias, nisbah kelamin anakan tidak selalu 1:1 tetapi 50% jantan: 50% betina pada pemijahan pertama, dan 30% jantan: 50% betina pada pemijahan berikutnya.
2.3     Aplikasi Sex Reversal Pada Ikan Cupang
Sex Reversal/Teknologi sex reversal merupakan teknik pengubahan kelamin dari betina menjadi jantan, atau sebaliknya, melalui pemberian hormon dan teknik perendaman. Kalau yangdiberikan hormon androgen, ikan diarahkan untuk berkelamin jantan. Tetapi jika yang diberikanhormon estrogen, jenis kelamin diarahkan menjadi betina. Jadi, jika pembudidaya ingin menghasilkan ikan-ikan cupang jantan, maka proses sex reversal yang diterapkan di sinimenggunakan hormon androgen.
Hormon androgen yang digunakan adalah 17-a Metiltestosteron (C20H30O2). Hormon yang berwarna putih, dan berbentuk serbuk halus (powder). Jumlah bahan yang dibutuhkan 20 mg/liter larutan perendam telur ikan. Tiap 300 butir telur ikan memerlukan 0,2 liter larutan. Cara membuat larutan perendaman yaitu melarutkan 10mg hormon Metiltestosteron dalam 0,5 ml alkohol 70%, lalu diencerkan dengan aquadesdestilata sebanyak 495 ml.
Ø   Proses Sex Reversal
1.      Induk jantan dan betina dipelihara dalam akuarium berbeda, dengan diberi makan berupalarva Chironomus (cuk merah) atau kutu air
2.      Pilihlah induk jantan dan betina, yang telah matang (gonad) dan siap untuk dipijahkan.
3.      Siapkan pula akuarium untuk pemijahan. Selanjutnya masukkan ikan jantan dan tanamaneceng gondok untuk tempat menempel sarang (busa).
4.      Masukkan ikan betina ke dalam toples. Tempatkan ke dekat akuarium pemijahan yangtelah berisi ikan jantan. Ini dimaksudkan untuk merangsang ikan jantan agar membuatsarang, sekaligus menghindari per-kelahian.
5.      Setelah ikan jantan membuat sarang, tangkaplah ikan betina yang berada di dalam toples.Masukkan ke akuarium pemijahan untuk dipasangkan dengan jantan. Lalu tangkap keduainduk, dan biarkan telur beserta sarangnya tetap berada di dalam akuarium pemijahan,kemudian diaerasi.
6.      Sekitar 10 jam setelah pemijahan, pisahkan telur dari sarang (busa), dengan cara menempatkan aerasi di bawahnya, sehingga telur terpisah dan tenggelam di dasar akuarium
7.      Setelah embrio mencapai stadium bintik mata (sekitar 10-30 jam; tergantung temperatur),lakukan perendaman dalam larutan hormon yang telah dibuat selama 24 jam sambil tetap diaerasi.
8.      Pisahkan embrio dari larutan hormon. Kalau perendaman selesai, tetaskan di akuarium penetasan
9.      Burayak yang menetas dipelihara dan dibesarkan hingga siap dijual.
Ø  Pemberian Pakan
·         Hari 0-5 → Tidak perlu diberi apa apa
·         Hari 5-10 → Diberi Infusaria, Roteria, Kuning telur rebus
·         Hari 10-17 → Diberi kutu air yang telah disaring
·         Hari >17 → Diberi kutu air, cuk, cacing sutra
Ø  Tahap Pembesaran
1.      Siapkan akuarium dengan ukuran 20 x 20 x 15 atau stoples yang sebanding. Perlu diingat, bahwa semakin besar semakin baik pula pertumbuhan tubuh dan siripnya (lebih optiman). Isi air dengan 3/4 dari tinggi wadah. Kualitas air yang digunakan harus sama dengan air yang diberikan pada waktu pendederan, sehingga ikan cepat beradaptasi. Jangan lupa memberi penyekat (berupa karton, kertas, dll) antara akuarium. wadah lain yang perlu disiapkan adalah akuarium biasa yang kira-kira bisa menampung 80-100 ekor anakan. Tujuannya agar proses penyortiran dapat berjalan lebih mudah.
2.      Ketika burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran. Pindahkan anakan bersama induk jantannya. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.














                                                                                                                                                 III.            PENUTUP
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1.      Ikan cupang merupakan ikan yang popular
2.      Dengan sex reversal kita dapat memperoleh beberapa keuntungan seperti dengan memperoleh ras murni
3.      Ikan cupang jantan memiliki warna yang lebih menarik














DAFTAR PUSTAKA

















TUGAS

MANAJEMEN TEKNOLOGI TAWAR
“APLIKASI SEX REVERSAL PADA IKAN CUPANG”



OLEH
ANGELA DESTALIA ARUMPONE
E 271 09 058





 










PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2012